Duduk tertegun
Menatap ke ruang kelam
Pikiran melayang
Tatapan tajam
Aku terus duduk
Berusaha menciptakan ruang hangat
Untuk sajak sajak manis yg siap dituang
Lalu kita cerna dalam nikmat dunia
Aku berlari lari
Di dalam ruang mimpi
Terus menikmati hari
Dalam dimensi mimpi
Jika pohon yg rindang hanya ada dalam mimpi,
Aku selalu ingin bersumpah.
Bersumpah untuk tak ingin bangun,
Enggan menenggak fakta,
Pohon sudah tak rindang lagi.
Andai detik itu tidak bergerak, pembicaraan kita kan tetap hangat dalam cangkirnya, diteduhi pohon rindang.
Mengumandangkan #melancholicbitch, my feeling for you*
Sunday, 26 June 2011
Tuesday, 21 June 2011
death poem
-sajak yg terlambat masuk ke buku, hadir di akhir pekan yg tua-
You're a bow to my violin
A bow for the funeral songs
A deadly song
A deadly tune
You're the complex one
On every single simple things
When I know, I fall to the wrong one
Fall, die, on a deep bloody sea
Gesekan tak bernada
Diam dengan utuh
Lenyapkan detak dada
Darah berserak kumuh
Kembali hanya bisa diam
Dengan tatapan kosong
Mengambang diatas darah
Mati.
Kau, pembunuh...
"A Bow to My Violin-Hollywood Nobody"
You're a bow to my violin
A bow for the funeral songs
A deadly song
A deadly tune
You're the complex one
On every single simple things
When I know, I fall to the wrong one
Fall, die, on a deep bloody sea
Gesekan tak bernada
Diam dengan utuh
Lenyapkan detak dada
Darah berserak kumuh
Kembali hanya bisa diam
Dengan tatapan kosong
Mengambang diatas darah
Mati.
Kau, pembunuh...
"A Bow to My Violin-Hollywood Nobody"
Subscribe to:
Posts (Atom)