Friday, 21 January 2011

day #8; terlalu buntu

ingin kuhempaskan tembok itu
tembok penghalang yg tinggi
penghalang tamanku, dan tamanmu
membutakan pelangi di mata

kupanjati tembok tinggi itu
meski harus terjatuh
kehilangan kekuatan genggam tanganku,
hingga harus terbaring di ranjangku

kau tahu untuk apa?
untuk mawar yg anggun
taman itu sangat tertutup
untuk orang terdekat sekalipun

sudah sejak lama aku menyukai mawar, walaupun terkadang aku bukan sosok yg tepat untuk merawat mawar yg begitu mempesona, yg sangat indah dipandang mata. aku ingat, ketika setangkai mawar yg telah layu, saat kami bersenandung dibawah tenda yg sama. hanyut bersama dalam lautan nuansa classic, dengan hujan yg menari suka cita diantara kami.

mawar dibalik tembok tinggi itu?aku tak tahu pasti. bahkan sang empu mawar tak terlihat mengizinkan siapapun menyentuh mawarnya, untuk melihat mungkin saja masih diberikan suatu izin.

dan semoga, mawar itu kugenggam, merawatnya dengan baik, bersenandung bersama, saling menghangatkan jiwa ditengah guyuran hujan.

-aku tak tahu apa yg aku tulis, terlalu buntu untukku melontarkan kata kata.entahlah, mungkin aku telah terbunuh oleh samurai bernama senyuman itu-

NB:surat ini tanpa tujuan

No comments:

Post a Comment