Saturday 12 May 2012

manuskrip telaga

kemarilah dalam amarah dahaga,
berjalanlah diantara mawar mawar yg indah itu,
aku adalah telagamu.
teguklah,
hiruplah.
bernafaslah diantara sejuk ini.
aku bisa meyakinkanmu enggan untuk pulang,
tanpa pilu, tanpa bilur,
hanya sejuk yang kan kau rasakan.

diiringi lantunan Dialog Dini Hari-Manuskrip Telaga

Monday 7 May 2012

Juve, Storia di un Grande Amore


Trieste, Cagliari, Italia.
6 May, 2011.
Trophy ke 30 datang untuk kita, Juve. melalui berbagai perjuangan. hidung patah, darah yg mengucur deras dari kepala, dan berbagai macam hal lain selama 1 tahun.
gelar juara sudah pasti di tangan, akhir pekan ini akan menjadi jauh lebih indah dengan penyerahan trofi yg akan diselenggarakan di rumah baru kita, Juventus Stadium, Turin, Italia, setelah pertandingan di laga terakhir di pekan ke 38 menghadapi Atalanta.
37 pekan, 37 pertandingan di Serie-A, belum satupun kekalahan hinggap. kita memang benar benar juara, baik di dalam lapangan dan juga melalui sebuah profesionalisme di luar lapangan.
ini tahun kita, 15 May nanti juga harus kita rebut gelar bergengsi lainnya, Coppa Italia, menghadapi Napoli di partai puncak. Bukan pertandingan mudah, tetapi kita yakin, kita memang La Fidanzata d'Italia, kekasih Italia, kebanggaan Italia.
Juve, Storia di un Grande Amore. Juve, the Great Story of Love.
bagiku ini bukan sekedar sebuah cinta, lebih, lebih daripada sebuah kecintaan.
terimakasih Antonio Conte, terimakasih Capitano Alessandro Delpiero, terimakasih seluruh jajaran Staff dan punggawa yg mengucurkan keringat hingga darahnya, demi Juve ini.
Vinci per noi, Juve. Vincere per noi. menanglah untuk kami, menanglah bersama kami.

Sunday 6 May 2012

aku belajar untuk tidak percaya. tetapi tuhan memaksaku percaya, ini bukan bias biasa.

rindu, tamu yang begitu sendu




hujan bertamu,
rintinknya menggelitik bilik bilik rindu.
menggantung harap dibalik kaca jendela,
yang ada hanya taman kosong yg diganggui hujan, sendu.


pintanya hanya sederhana, sebuah temu.
meredam gebu gebu rindu.
menghafal setiap gores wajahnya,
dan kemudian kembali candu.


sepasang cucu adam dan hawa menggerutu pilu,
memaki singkatnya waktu,
angkuhnya sebuah jarak,
dan hujan kini menertawai hati melalui rintik dibalik kaca.