Sunday 29 May 2011

Heysel 26 Years ago

Uefa Champions League musim ini berhasil diraih Barcelona, congrats Barca! but, let's go back to 26 years ago at Heysel Stadium, Brussel, Belgia. Final Uefa Champions League ketika itu mempertemukan Juventus dan Liverpool.

Malam itu, Stadion dipenuhi sekitar 60ribu penonton. Dengan sekitar 50ribu fans kedua klub dan sisanya penonton netral. 1 jam sebelum Kick Off, terjadi keributan di area netral yg merupakan pembatas fans Juve dan Liverpool. Tanpa adanya pembatas dan penjagaan yg layak, situasi memburuk. Banyak petasan dan batu saling dilempar dan Polisi gagal mengamankan keadaan.

Bbrp fans Liverpool mulai menyebrangi area pembatas, fans Juve pun mulai terdesak. Beberapa memanjat dinding stad u/ menyelamatkan diri. Namun karena sudah rapuh, dinding stadion pun rubuh dan menyebabkan ratusan penonton (sbgn besar Juventini) terluka, dan 39 org tewas.

Fans Juve yang marah turun ke lapangan dan mengejar fans Liverpool, sehingga terjadi konfrontasi dengan polisi. Pihak penyelenggara memutuskan untuk tetap menjalankan pertandingan, karena jika ditunda kemungkinan ricuh pun semakin membesar. Di luar stadion, mayat para korban ditutupi kain putih dan banner Juventus.

Pertandingan pun dilanjutkan setelah kapten dari kedua klub meminta fans untuk tenang. Pertandingan dimenangkan Juve lewat goal penalty Michael Platini.
Setelah tragedi tersebut, Belgia dihukum tidak boleh menyelenggarakan kompetisi Eropa selama 10 tahun, dan klub2 Inggris tidak dapat mengikuti kompetisi Eropa selama 3 tahun.



These are the victims, may they rest in peace:
Rocco Acerra
Bruno Balli
Alfons Bos
Giancarlo Bruschera
Andrea Casula
Giovanni Casula
Nino Cerullo
Willy Chielens
Giuseppina Conti
Dirk Daenecky
Dionisio Fabbro
Jacques François
Eugenio Gagliano
Francesco Galli
Giancarlo Gonnelli
Alberto Guarini
Giovacchino Landini
Roberto Lorentini
Barbara Lusci
Franco Martelli
Loris Messore
Gianni Mastrolaco
Sergio Bastino Mazzino
Luciano Rocco Papaluca
Luigi Pidone
Bento Pistolato
Patrick Radcliffe
Domenico Ragazzi
Antonio Ragnanese
Claude Robert
Mario Ronchi
Domenico Russo
Tarcisio Salvi
Gianfranco Sarto
Giuseppe Spalaore
Mario Spanu
Tarcisio Venturin
Jean Michel Walla
Claudio Zavaroni

Forgive, but not forgotten.

Saturday 28 May 2011

Cinta itu Buta

"Ini hari pertama dirinya kusekap. Diruangan yg lumayan layak untuk seorang sandera. Aku tetap memberinya sedikit kebebasan, tapi tidak untuk bergerak dan berteriak. Biarlah, aku tak peduli dengan amarahnya yg terus memuncak. Berdoa sajalah seseorang menghubungi dan membayar harga yg kutetapkan.

Mungkin tak ada yg sanggup menebus hargaku. Sedangkan Aku, butuh asupan makanan yg seperti orang lain dapatkan, begitu juga Kau. Bahkan Kau yg notabene sandera lebih banyak menerima suntikan gizi.

Ketika Kau tau hal itu, tatapanmu berubah.
Hari ketiga, masih tetap tak ada yg menghubungi. Aku sudah lelah menyekapmu, dan Aku tau Kau pun sudah lelah melihatku menahan rasa lapar. Kini Aku tergeletak nyaris tak berdaya. Mulai saat itu everything's changed.
Look to the stars, let hope burn in your eyes.
And we'll love, and we'll hope, and we'll die, all to no avail.


Tatapan kita berbeda, dan saat itu Aku tau, kita jatuh bersama.
This is the last time I'll abandon you, and this is the last time I'll forget you. I wish I could.
Aku mulai percaya, Cinta itu Buta..."

Stockholm Syndrome, Muse

Saturday 21 May 2011

Penyesalan Abstrak

berandai andai detik detik ini tidak bergerak, terus berandai andai detik detik ini bisa dimundurkan lagi.
detik manis yg singkat. detik detik cangkir masih penuh.
detik detik cangkir masih mewangi.
detik dimana pahit yg menawan menggelogori kerongkongan.
detik dengan cangkir hangat yg pas untuk dihirup.
menghirup gelisah, menyeduh kehangatan tawa.
jika saja detik detik itu tidak bergerak,
cangkir ini akan masih tetap wangi dengan baumu.