Sunday 22 May 2016

Langit yang Ingkar dan Laut yang Tengkar

Langit ingkar malam itu, ia penuhi kepalamu dengan ketidak-menentuannya.
Segala tanya yang enggan kita suarakan masih menyesakkan langit dan relungnya.
Segala tanya yang penuh sesak itu bermuara pada sesal.
Sementara laut masih tengkar akan ketidak-tahuanku.
Dan kamu masih bersungut dengan segala ragumu.
Langit yang ingkar dan laut yang tengkar,
dan tanda tanya itu masih menjadi rahasia yang sesakkan jiwa kita.

Friday 20 May 2016

Di Pantai

Di pantai,
Kita saling melempar tanya yang tak kita suarakan dari tepiannya
hingga jauh melayang ke tengah lautan yang menjingga.
Di palungnya tumbuh ragu yang kita tanam sedari pagi
hingga rembulan mengecup mesra bintang di langit yang sepi.
Berlari kita ke tengah dengan ombak yang tak menentu,
membasahi kita dengan pilu tak tentu.
Jejak tapak kita disapu ombak yang terburu-buru,
yang kemudian kita lubangi lagi dengan rindu yang malu-malu.

Di pantai,
Merebah kita di hamparan pasir
Kubohongi langit yang menggelap,
dan jantungku yang berdegup gagap.
Kau tutup matamu yang penuh ragu,
sambil menghirup udara yang menjadi pengap parumu.

Di pantai itu,
kita menanti cahaya melenyapkan gelap ladang batinmu, 
tuk menemui aku yang menjelma ragu di palung hatimu.

Thursday 5 May 2016

Bulan Malam Ini

Malam ini bulan membuka jalan pulang,
diteduhinya rimba musafir yang letih tertatih

Malam ini bulan begitu hangat,
dipeluknya sukma Hawa
dan mekarlah ladang hatinya

Malam ini bulan begitu arif,
disampaikannya jejak kerinduan tuan
Ia buka gerbang hati puan

Malam ini bulan merah jambu
Tuan dan Puan tersipu malu

Tuan musafir tak lagi kelana
Ia rebah menyandarkan lelah
Hawa tak lagi mendamba
Ia sempurna merona

Bulan merah jambu,
dua sukma bersatu