Saturday 19 November 2011

Aku Pria

"Sempurna. Langkahku semakin tegap. Kumis, jenggot dan bintik bintik bekas mencukur tampak merekat dengan kokoh di wajahku.
Kini aku siap, menjadi orang nomor satu. Menjadi seorang Pangeran.
Aku bukan primadona lagi.
Bahkan kini Primadona kota lah yang akan takluk ke pangkuanku."

Fatamorgana nyata dilaluinya. Ia berjalan tegap penuh wibawa layaknya seorang Tuan bangsawan bermartabat tinggi. Seisi bumi seakan terpaku dengan penampilannya.
Tapi tetap saja Ia masih tak mampu menipu mata jeli satuan pamong praja di malam yang begitu gelap. Kedok terbuka.
Tertangkap, karantina lagi.

imajinasikan dengan lantunan Frau - I'm a Sir

Friday 18 November 2011

monolog

"aku tak pernah mengerti apa yang mereka mereka fikirkan. secangkir kopi hangat?senja yg indah?cita cita?citra?bersembunyi dari fakta?apakah mereka masih tetap memikirkannya ketika dentuman detik mulai melambat dan berhenti?ketika senja benar benar memudar, cita cita hanya fatamorgana, citra sudah dikadaluarsai tanggalnya, dan tempat bersembunyi sudah tak mampu menutupi busuknya. untuk apa mereka memikirkannya?untuk apa?apa mereka sekumpulan orang dungu dengan pemikiran yang begitu dangkal?semoga isi otaknya kadaluarsa lebih cepat dari tanggal yg tertulis di balik kemasannya."

obrolan hangat dengan tembok