Sunday 30 December 2012

Kinanti

Kita bisa menari-nari dengan indah dipayungi aurora di Antartika
Kita bisa menikmati spa bumi di Blue Lagoon, Reykjavik sembari bercengkrama
Atau kita bisa menaklukkan malam sembari menikmati secangkir kopi di Santa Helena
Tentunya dengan memandangi garis indah parasmu, Sayang

Kemarilah, Sayang
Aku tidak perlu langit tenang kota Paris untuk melahirkan sajak untukmu
Aku hanya perlu duduk berdua denganmu
Menikmati setiap irama jarum waktu yang berdetak

Ada debar yang berbeda ketika bersamamu
Aku menemukan bahagia pada dirimu, Sayang
Perasaan bahagia saat bersamamu adalah sajak terindah
Ia berbicara melalui hati

Saling menyalingkan rasa
Meruntuhkan gulita nestapa
Hanya ada kita
Mencumbu semesta tanpa takut pada kehilangan

diiringi lantunan merdu Katjie & Piering - Kinanti

Wednesday 26 December 2012

Malam Pada Semesta Kita


Ketika malam semakin larut, kita hanya tidak bisa merelakan waktu yang terbang meninggalkan kita berdua. Langit yang biru perlahan menjadi kemerahan. Kemudian semakin memekat, menjadi gelap, menjadi malam.
Jalanan semakin kosong, hanya ada beberapa yang masih melintas.
Sementara isi kepala kita masih terus berlalu lalang, tumpah ruah perlahan, bergantian mengunjungi masing-masing kepala kita.
Kemudian kita saling menumpahi langit malam yg kemudian memudar dengan percakapan kita. Waktu kembali terbang. Sudah saatnya kau lelap dalam tenang dan kesejukan malam.
Kemudian aku akan mengantarmu pada lelapmu yang paling dalam. Bermain dalam mimpi yang indah.
buon nanotte.
ich liebe dich, schatz.

Tuesday 18 December 2012

Semesta Kita

Ini tentang bagaimana peranakan cucu Adam dan cucu Hawa melewati jalan setapak. Berhiaskan taman bunga yang indah. Ini tentang bagaimana cucu Adam dan cucu Hawa menyeruput cangkir semesta mereka. Ini tentang perjalan sepasang kekasih, yang saling membagi kasih, membagi hidup.
Ini tentang bagaimana cucu Adam menemukan sebilah rusuknya yang lain, bagaimana cucu Hawa berlindung di lengan Adam pada malam yang dingin.

Ini adalah semesta dimana kita membagi kisah, menumpah ruahkan beragam cerita.
Cangkirku siap menerima gelisahmu. Aku siap memberimu secangkir ketenangan.
Ini semesta kita, Nona.