selama ini kita berteman, bukan?
ah ya, ini bukan soal pertemanan. ini sebuah pengajaran.
dari butir butirmu yg berjatuhan, aku mengerti gravitasi itu tercipta agar kami tetap berpijak. tidak lupa diri atas gemerlapnya romantika cucu adam dan hawa.
dari butirmu yg terus mengalir, aku mengerti bahwa waktu yg tercipta antara aku, dan dia, merupakan butiran butiranmu yg berjatuhan untuk aku labeli sebagai sesuatu yg berharga.
butir butirmu terus berjatuhan, semakin menumpuk di bawah. problema menghampiri, tapi disitu aku tau. cucu adam disandingkan dengan cucu hawa untuk berbagi elegi di dalam kisahnya.
saat butirmu habis di satu sisi, kau berputar, untuk kembali mengisi yg kosong. hidup ini bukan tidak ada gunanya. kita tidak perlu mengakhiri hidup layaknya romeo dan juliet demi sebuah romansa.
kepada waktu, yg diwakili butir butir pasir yg mengalir, jangan pernah lelah mengajariku sesuatu yg bermakna.
-surat yg lagi lagi terlambat terbit-
No comments:
Post a Comment