Saturday 2 April 2016

Ketiadaan, yang Mewaraskan Kita

Pernah aku terobsesi pada sebuah ada.
Aku merasakan kehidupan dalam perbincangan kita,
hembusan nafasku menjadi lebih berarti di antara gelak tawa yang kita bagi.

Namun kita tau percakapan kita hanya bermuara pada ketiadaan,
dituntun berbatang rokok yang kita benamkan di asbak.
Gelas berembun yang kita tenggak hanya melepas dahaga,
yang lalu memeluk kita menuju tiada.

Kita tau ketiadaan lah yang akan mewaraskan kita.
Ketiadaan itu yang membuat kita menerima hidup.
Dan dalam tiada,
kita pelan-pelan menjadi nyata.
Kita adalah dua yang tidak benar-benar ada.

No comments:

Post a Comment